Puasa Itu Untuk-KU

Puasa Itu Untuk-KU
“Puasa itu untukKu, Aku Sendiri yang membalasnya”. Demikian dalam hadits Qudsi. Karena Malaikat tidak mencatat pahala orang puasa, dan karenanya, hanya bagi hamba-hambaNya yang tercatat dalam “Agenda Allah”, pastilah berpuasa dengan sesungguhnya. Karena mereka adalah orang-orang yang bertaqwa.


Ada dua pesta yang membubung kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Ketika berbuka, dan ketika bertemu Tuhannya. Kebahagiaan duniawi adalah kepuasan penuh syukur ketika sedang berbuka, dan kebahagiaan ukhrawi (bathiniyah) adalah berpuasa itu sendiri, adalah forum dan ruang istemewa antara dirinya dengan Allah.

Majlis istemewa itulah terdiri dari orang-orang yang berpuasa. Disanalah forum Ketersingkapan hakikat diri (Mufatahah), forum Menghadap di hadiratNya (Muwajahah), forum Berdialog dalam MajlisNya (Mujalasah), forum saling berbincang denganNya (Muhadatsah), forum saling Memandang (Musyahadah), dan forum Menelaah hakikat (Muthola’ah).

Adakah yang lebih mulia dari forum-forum itu? Janganlah kita memasuki apa yang dikawatirkan Nabi SAW, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun tak lebih dari dahaga dan lapar belaka.” Itu berarti, ada hamba-hambaNya yang berpuasa jiwanya, tanpa lapar dan dahaga sepanjang masa. Ada pula yang berlapar-lapar dan berdahaga namun tidak berpuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar